Demi Menjadi Kucing Wanita Ini Jalani Puluhan Operasi Ekstrem, Berikut Seorang Pria  Keluarkan Ratusan Juta Biar Berubah Jadi Anjing

F jawapos.com Ilustrasi operasi plastik yang banyak dilakukan untuk mempercantik diri

JAKARTA (SURYA24.COM)- Operasi plastik, atau bedah plastik, telah menjadi topik yang mendapat perhatian yang besar dalam masyarakat saat ini. Hal ini melibatkan prosedur medis yang bertujuan untuk memperbaiki, memperindah, atau mengubah bagian tubuh seseorang melalui intervensi bedah. 

Meskipun sering kali terkait dengan upaya penampilan fisik, operasi plastik juga dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan mental dan emosional seseorang.

Seringkali, operasi plastik dilakukan untuk meningkatkan penampilan fisik seseorang. Ini bisa meliputi memperbaiki tampilan wajah, tubuh, atau bahkan menyesuaikan proporsi tubuh termasuk obsesi seseorang seperti kabar dari dua Negara dibawa ini.

Wanita Italia Ingin Menjadi Kucing 

Dikabarkan seorang wanita di Roma, Italia, Chiara Dell’Abate (22) rela menjalani sejumlah operasi ekstrem demi mewujudkan obsesinya menjadi kucing. Ia diperkirakan sudah menjalani lebih dari 20 modifikasi tubuh dan memiliki 72 tindikan di badannya yang dianggap cara untuk mengekspresikan diri. Meski banyak orang yang menganggapnya pengganggu dan psikotik, Chiara mengatakan ingin menjadi kucing.

 “Saya berpikir bahwa saya akan menjadi wanita kucing yang keren,” kata Chiara, dikutip dari DailyMail yang dilansir kompas.com. 

Ia pertama kali menindik badannya ketika usianya masih 11 tahun. Setelah itu, ia terus-menerus menjalani operasi ekstrem untuk memodifikasi badannya agar menyerupai kucing. 

Awal mula terobsesi menjadi kucing Chiara yang dikenal di media sosial sebagai Aydin Mod itu mulai memiliki obsesi menjadi kucing saat seseorang bertanya apakah dia berpakaian seperti kucing di Halloween, meski ia tidak bermaksud untuk terlihat seperti kucing. 

Chiara percaya bahwa ia lebih cocok berpenampilan seperti kucing daripada kartun pada saat itu. “Saya selalu menyukai kucing dan saya rasa saya akan terlihat sangat berani dan garang sebagai wanita kucing dengan bentuk tubuh yang tepat,” ujarnya. @aydinmod Abilità notevoli ? Spongebob Tomfoolery - Dante9k Remix - David Snell Jalani sejumlah operasi ekstrem Dalam upayanya menjadi terlihat seperti kucing, Chiara sudah menjalani blepharoplasty, yakni prosedur operasi yang menghilangkan kelebihan lemak atau kulit dari kelopak mata. 

Selain itu, ia juga memasang sepuluh implan subdermal di tangannya, lengkap dengan empat tanduk dan enam mani-mani alat kelamin. 

Tak berhenti sampai di situ, Chiara bahkan melepas puting dan mentato bola matanya. “Sungguh gila melihat seberapa banyak tubuh manusia dapat berubah dan apa yang sebenarnya dapat dicapai dari modifikasi tubuh,” ucapnya. 

Ia juga telah melakukan beberapa perubahan pada penampilannya, termasuk implan dahi dan eyeliner permanen. 

Pemodifikasi tubuh ekstrem tersebut sudah melakukan pembesaran payudara dan mentato tubuhnya lebih banyak lagi serta memotong bagian septumnya. 

Masih ingin menjalani operasi ekstrem lain

 Chiara mengungkapkan, sejumlah operasi yang ia jalani cukup menyakitkan. Meski begitu, ia belum puas dan ingin menjalani prosedur operasi lain demi obsesinya itu. “Prosedur apa pun memang sangat menyakitkan, namun rasa sakit itu hanya bersifat sementara dan bukan masalah besar bagi saya,” tuturnya, dilansir dari NewYorkPost. 

Ia berharap nantinya bisa menjalani canthoplasty untuk membuatnya semakin terlihat seperti kucing. “Untuk mendapatkan tampilan seperti kucing seutuhnya, saya memerlukan pengencangan mata kucing atau canthoplasty, operasi untuk menghasilkan mata yang lebih memanjang dan berbentuk almond secara alami, pembentukan kembali gigi, pemotongan bibir atas, dan lebih banyak filler,” ungkapnya. 

“Saya akan memasang sesuatu yang disebut transdermal, yang seperti mikrodermal besar untuk memasang ekor dan tentunya lebih banyak tato,” sambungnya. 

Upaya Chiara agar menyerupai kucing itu mengundang respons beragam dari warganet di media sosial. Ada yang mengatakan bahwa yang Chiara lakukan bukanlah modifikasi, namun mutilasi. 

“Ada perbedaan besar antara modifikasi diri dan mutilasi. Dia telah berubah menjadi monster,” tulis seorang warganet. 

“Apa yang terjadi di dalam kepala seseorang yang membuat mereka berpikir itu adalah ide yang bagus??” tulis warganet lainnya.

 Chiara mengeklaim tidak semua tanggapan yang diterima adalah negatif. “Saya kebanyakan menerima banyak kebaikan,” kata dia. 

“Orang-orang menulis kepada saya tentang betapa saya menginspirasi mereka untuk bebas dan telah mengubah pandangan mereka tentang penampilan dan kecantikan,” imbuhnya. 

Pada akhirnya, Chiara melihat modifikasi tubuh yang dilakukan sebagai bentuk ekspresi diri yang tidak berdasarkan pada persepsi orang lain. 

“Melalui mereka (modifikasi tubuh), saya merasa bebas untuk tetap jujur pada diri saya sendiri, terlepas dari apa yang dipikirkan orang,” katanya. 

“Mereka membuat saya merasa baik, dan itulah yang penting,” sambungnya. 

Demi Jadi Anjing Keluarkan Rp214 Juta

Seperti diketahui COSPLAY biasanya dilakukan untuk menirukan karakter favorit mereka, baik anime, manga ataupun game. Tapi, cosplay sebenarnya tidak terbatas pada karakter manusia saja loh.

Nah, pria Jepang bernama Toco ini justru punya impian menjadi sesosok anjing. Bahkan, demi mewujudkan keinginannya, Toco rela menggelontorkan uang tak sedikit. Menurut akun twitter Pop Crave, Toco membeli sampai membeli kostum anjing seharga 2 juta yen atau lebih dari Rp214 juta.

 

Melalui YouTube I want to be an animal, Toco membagikan video saat dirinya berada di jalan umum sambil mengenakan kostum anjing. Uniknya, kostum hewan berbulu dengan kaki empat tersebut tampak begitu realistis, benar-benar menyerupai anjing ras rough collie asli.

Toco juga bergerak kesana kemari dan gesturnya persis anjing peliharaan. Mengutip dari The Indian Express, Toco pernah mengungkap keinginan unik menjadi anjing ini sejak masih kecil.

Kemudian, dia pun meminta perusahaan Jepang Zeppet untuk membuatkan kostum anjing. Perusahaan tersebut memang terbiasa membuat berbagai kostum untuk kepentingan iklan TV maupun film. Pilihan Taco jatuh pada kostum anjing ras rough collie lantaran ukurannya besar.

Walaupun Taco sangat ingin jadi sosok anjing, rupanya dia denggan jika hal ini diketahui oleh orang-orang sekitar. Taco sadar keinginan seperti ini dinilai cukup aneh.

“Saya tidak ingin hobi saya diketahui, terutama oleh orang-orang yang bekerja dengan saya. Mereka pikir itu aneh bahwa saya ingin menjadi seekor anjing. Untuk alasan yang sama mengapa saya tidak bisa menunjukkan wajah asli saya," ucap Taco kepada The Daily Mail, dikutip dari The Indian Express dilansir okezone.com, Senin (31/7/2023).

Dalam video berdurasi 5 menit yang dibagikan Taco di YouTube, dia sempat bertemu dengan para anjing peliharaan asli. Anjing-anjing itu tampak kebingungan menatap Taco si anjing jadi-jadian.

Keanehan Taco sebagai anjing dalam kostum super realistis ini menuai banyak komentar. Mereka heran sekaligus memuji kostum anjing ras rough collie yang dikenakan oleh pria Jepang itu.

"Harus mengakui. Kostum itu dibuat dengan baik. Fitur wajahnya luar biasa," kata @al****

"Ini adalah hal paling aneh dan gila yang pernah saya lihat," @and******

 

"Ini adalah kostum yang sangat realistis. Itu akan membodohi manusia yang mengandalkan penglihatan, tapi bukan anjing yang mengandalkan penciuman. Anjing-anjing itu berpikir, 'Benda berbentuk anjing yang lucu ini seperti manusia',"ucap @loy*****

Sejarah Operasi Plastik

Mengutip liputan6.com, operasi plastik saat ini identik dengan prosedur kecantikan dan proses mendapatkan kulit awet muda, meskipun memiliki tingkat keberhasilan yang beragam. Bidang ini telah ada selama berabad-abad dan didorong oleh kebutuhan medis serta tidak ada hubungannya dengan plastik.

Kata plastik ini berasal dari Bahasa Yunani “plastikos” yang berarti membentuk atau memberi bentuk. Sementara, gagasan menyempurnakan diri melalui bedah plastik adalah fenomena yang relatif baru.

Prosedur bedah plastik muncul dalam teks medis Mesir Kuno yang disebut “Edwin Smith Papyrus”. Buku ini dianggap sebagai buku teks bedah trauma tahap awal dan dinamai sesuai nama ahli Mesir Kuno dari Amerika Serikat yang membelinya pada 1862.

 

Dilansir dari CNN, Rabu, 2 Juni 2021, teks tersebut berisi studi kasus terperinci untuk berbagai cedera. Selain menunjukkan cara orang Mesir merawat luka dan patah tulang, Papyrus juga mengungkapkan penyembuhan yang disarankan untuk cedera hidung dengan memanipulasi hidung ke posisi yang diinginkan menggunakan belat kayu, serat kain, penyeka dan sumbat linen.

Pada abad ke-6 SM, dokter di India bernama Sushruta Samhita melakukan prosedur yang tidak berbeda dengan rinoplasti kosmetik modern. Sebuah ringkasan menyebutkan Sushruta atau yang biasa disebut Bapak Bedah Plastik menguraikan teknik yang sangat canggih untuk cangkok kulit. Teknik Sushruta melibatkan pembuatan hidung baru menggunakan kulit dari tempat lain di wajah pasien. Kulit yang digunakan ini bisa berasal dari bagian dahi atau pipi.

Pada abad ke-4 di Tiongkok, seorang dokter berhasil menjalankan operasi untuk memperbaiki bibir sumbing untuk pertama kalinya. Sedangkan, Aulus Cornelius Celsus, seorang ensiklopedis di Roma telah mendokumentasikan prosedur di mana kelebihan kulit di sekitar mata pasien dapat diangkat melalui pembedahan.

Zaman dahulu, operasi plastik hanya dilakukan oleh seseorang untuk menggantikan sesuatu, bukan untuk meningkatkan daya tarik estetika mereka. Hal ini lantaran rasa sakit dan risiko yang tinggi serta tingkat keberhasilan yang masih rendah.

Awalnya Bukan untuk Estetika

Salah satu faktor yang mempercepat terjadinya inovasi operasi plastik adalah perang. Selama Perang Dunia I, banyak pasien yang memiliki cedera di wajah mereka ditambah dengan kemajuan dalam transfusi darah dan pengendalian infeksi yang memungkinkan dokter untuk bereksperimen dengan teknik operasi plastik baru yang lebih inovatif.

Saat itu, operasi plastik diprioritaskan kepada pasien militer dan sipil untuk meningkatkan fungsi seperti mengunyah atau bernafas agar menjadi lebih mudah. Hal ini lantaran selama perang banyak korban berjatuhan dengan luka pada wajah dan dada yang menyebabkan mereka sulit mengunyah serta bernafas.

Setelah masa perang berakhir, inovasi operasi plastik kian berkembang seiring peningkatan teknologi dan pengurangan risiko. Pada 1960-an, di AS banyak prosedur kecantikan yang dilakukan seperti pembesaran payudara, operasi hidung, dan pembentukan kembali wajah. Namun, sebagian besar pasien yang melakukan hal tersebut adalah mereka yang pernah menderita kanker atau cacat.

Pada 1990-an, prosedur operasi plastik di AS tumbuh sepuluh kali lipat, sedangkan menurut data dari American Society of Plastic Surgeons peningkatan operasi plastik terjadi sebanyak dua puluh kali lipat. Hal ini didorong oleh banyaknya selebriti yang mencoba untuk melakukan bedah plastik.

Peningkatan ini juga terjadi karena pemikiran pasca-feminis, di mana banyak perempuan yang ingin merebut kembali seksualitas mereka. Banyak wanita Amerika saat itu yang menjalani operasi plastik untuk menekankan semua bagian tubuh yang banyak dierotiskan, seperti paha dan lekuk payudara dengan tujuan memamerkan feminitas.

Negara Paman Sam ini ternyata adalah negara dengan operasi plastik terbanyak di dunia. Sebanyak 1.492.283 juta tindakan bedah plastik telah dilakukan selama 2019 lalu, baik untuk alasan kesehatan maupun kecantikan. Sedangkan, total tindakan bedah dan nonbedah mencapai 4.361.867 juta atau 18,7% dari seluruh tindakan operasi plastik di seluruh dunia.

Akhir-akhir ini, operasi plastik untuk pembesaran payudara di AS turun sebesar 33 persen dan pengangkatan bokong turun 27 persen. Sedangkan, operasi plastik berupa sedot lemak pada bagian leher, pengencangan wajah bagian bawah, dan filler di bawah mata meningkat.***